Selama 7 minggu perkuliahan dimulai, mahasiswa akan melakukan uji kemampuan dengan menjawab sekumpulan soal  yang telah dibuat oleh dosen pengampuh mata kuliah.  Jawaban tersebut merepresentasikan tingkat pemahaman mereka tentang mata kuliah yang mereka tempuh selama 7 minggu. Minggu UTS atau UAS merupakan minggu yang penuh dengan kertas-kertas  print out slide atau print out  kumpulan soal UTS/UAS tahun lalu.

UTS maupun UAS sangat mudah ditempuh dengan mendapatkan nilai yang W.O.W di akhir terima raport nanti. Setiap dosen akan mengadakan Quiz yang notabene model soal quiz tersebut merupakan kisi-kisi soal UTS maupun UAS. Bagi mahasiswa yang cukup sadar akan statusnya sebagai pelajar, akan mudah menyadari bahwa quiz bagian dari UTS yang harus disiapkan semaksimal mungkin.

Perhatikan gambar di atas, banyak sekali tumpukan buku yang harus dipelajari dengan  pesan  'lebih baik belajar sekarang daripada ngulang semester depan',  dengan target pencapaian IPS atau IPK. Bagi mahasiswa 2015 yang baru menginjak semester 2 mulai merasakan tingkat depresi yang tinggi, belum kerja tugas kuliah yang makin hari makin memuncak padahal UTS sebentar lagi , belum acara di HIMA, sehingga muncul pertanyaan di diri mereka sendiri 'Kapan niiii nongkrong dengan si dia (dia refers to teman sebaya) ???? '.

Mahasiswa kurang sadar akan pepatah 'Sedia Payung Sebelum Hujan'  yang artinya persiapan itu sangat menentukan hasil belajar. Kebanyakan mahasiswa berasumsi bahwa persiapan itu dibutuhkan saat UTS kurang satu hari atau yang biasa dikenal dengan SKS (Sistem Kebut Semalam). Hal ini menjadi tradisi yang mengakar di kalangan mahasiswa (saya mantan mahasiswa juga lo..). Tradisi tersebut membawa dampak buruk bagi 'perkembangan SDM lulusan suatu perguruan tinggi', misalnya tradisi itu akan menghasilkan sebuah paradigma  "Hasil adalah segalanya, Proses untuk mendapatkan hasil bisa dikesampingkan, atau bisa dikatakan meng-halalkan segala cara ".

Untuk menghindari hal tersebut, postingan ini bertujuan membagi sebuah pengalaman sebagai mantan mahasiswa dan sebagai dosen baru.

  • 10 Kunci Sukses UTS dan UAS (Pelaku : Mahasiswa)

Sebagai mahasiswa tentunya ingin lulus tepat waktu dengan IPK kumlod, atau bahkan ingin lulus 3,5 tahun (untuk program S1). Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan hal-hal yang kecil misalnya tidak ada mata kuliah yang mengulang semester depan, contoh konkretnya dapatkan nilai W.O.W UTS ataupun UAS.  Sebagai mahasiswa baru atau mahasiwa lama (lama dalam artian sudah menginjak semester ke 6) harus melalukan 10 kunci berikut ini :

1.  Mempunyai Target Setiap Semester

Target sangat dibutuhkan di setiap pencapaian tujuan, misalkan membuat List mata kuliah yang ada di semester ini dengan diselipkan pencapaian nilai di  mata kuliah tersebut. Ya... biasanya ditulis di dalam note kecil atau ditempel di tembok. Selain itu, di awal perkuliahan diwajibkan bagi kita telah membaca referensi tentang bahan kajian atau materi dari suatu mata kuliah, sehingga hal ini akan mempermudah bagi kita sebagai mahasiswa untuk meresap materi tersebut. Biasanya dengan pengetahuan awal tersebut, kita termotivasi untuk terus belajar dan mencoba belajar di awal perkuliahn sebelum dimulai.

2. Mempersiapkan Mental 

Persiapan mental sangat penting untuk mencapai suksesnya UTS dan UAS kita, terkadang mahasiswa itu labil alias gampang moody, jika dosennya dianggap tidak cocok sesuai apa yang seperti inginkan, biasanya semangat belajar menurun, dengan ocehan 'dosene geje, males akhhh'.  Sebenarnya hal itu muncul akibat pikiran negatif yang menghampiri sehingga penyakit 'M' (malas) menjangkit pikiran kita sebagai pelajar, padahal hal tersebut bisa dihindari  dengan kembali tujuan awal kita bahwa kita sebagai pelajar mencari ilmu bukan mencari pengajar yang sesuai keinginan kita.

3. Re-view Apa yang telah didapatkan dalam Kelas

Setelah mengikuti perkuliahan mata kuliah tertentu, maka seharusnya sebagai Pelajar atau pencari ilmu kita diwajibkan untuk membaca ulang atau mempelajari ulang materi apa yang belum dipahami ketika proses belajar dalam kelas. Contoh yang sangat sederhana adalah mata kuliah Kalkulus, Sinyal Sistem, Matriks, dan Rangkaian Listrik. Keempat mata kuliah tersebut membutuhkan latihan ekstra untuk menguasainya, sehingga terkadang diwajibkan untuk mengerjakan ulang soal latihan yang diberikan oleh dosen di dalam kelas.

Bukan hanya mata kuliah yang bersifat eksak, tetapi mata kuliah seperti jaringan komputer dan Sistem Terdistribusi berisi subab materi yang melibatkan hitung-menghitung, harus juga direview ulang dengan cara membaca ulang slide atau membaca referensi baru yang mendukung mata kuliah tersebut.

Jika langkah ketiga ini sudah dilakukan, maka kebingungan atau ketidakpahaman terhadap sebuah materi berkurang, serta cepat atasi apabila masih merasa bingung atau gagal paham terhadap materi di mata kuliah tertentu.

Keuntungan dari Re-View ini adalah :

  1. Semakin banyak membaca ulang, secara otodidak kita kan menghafal ilmu yang ada dalam buku tersebut.
  2. Memahami ulang membuat kita merasa lebih kenal dengan materi yang telah diberikan, jika sudah kenal maka semakin sayang anda terhadap mata kuliah tersebut, seperti merasa tidak nyaman jika tidak membaca slide yang telah disediakan oleh dosen sebelum masuk kelas
  3. Merasa percaya diri karena sebagian besar materi kuliah telah  terekam dalam otak
4. Belajar Mandiri
Belajar Mandiri

Tugas  utama seorang mahasiswa adalah belajar mandiri , namun terkadang mahasiswa butuh diingatkan akan tugas tersebut. Belajar mandiri diartikan belajar bisa melalui e-book atau referensi dari masing-masing dosen pengampuh , namun kesalahan yang sering dilakukan adalah mahasiswa hanya FOKUS pada slide yang diberikan. Hal ini akan membuat pengetahuan kita sebagai mahasiswa terbatas , karena kita hanya menunggu materi dari dosen.

Belajar mandiri bisa dilakukan dengan cara :

  1. Membaca referensi yang digunakan oleh Dosen
  2. Mencari contoh soal beserta penyelesaiannya misalkan seperti buku SCHAUM 1000 Soal
  3. Mencari buku ajar mata kuliah tertentu yang diterbitkan oleh STIKOM. Buku ajar tersebut sangat membantu, dikarenakan paparan teori serta latihan soal terinci dengan jelas sehingga mudah dipelajari apalagi bagi mahasiswa yang kurang suka membaca e-book dengan bahasa inggris.

5. Mencari Referensi Soal UTS dan UAS

Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya menyediakan bank soal UAS dan UTS yang bisa didownload oleh semua mahasiswa, Sering kunjungi website http://eresources.stikom.edu/home.php

website Library Stikom

Kumpulan Soal tersebut seharusnya dipelajari 3 minggu sebelum UTS dimulai, bisa dikerjakan di kertas kosong dan cek jawaban ke dosen pengampuh mata kuliah tersebut. Contohnya soal UTS mata kuliah matriks dan transfromasi linier  dan sinyal sistem yang didapatkan dari web e-sources .

1. 42-2051 MATRIKS TRANSFORMASI UTS142

2. 42-2056 SINYAL SISTEM UTS142

Kedua soal tersebut merupakan soal UTS tahun lalu yaitu 14.2 (2014 semester genap). sangat disarankan kita sebagai mahasiswa mempunyai soal UTS/UAS 5 tahun ke belakang. Soal-soal tersebut akan membantu kita mengerti model soal yang akan muncul di UTS/UAS.  Untuk mengasah kecepatan kita dalam menjawab atau menjelaskan jawaban ke lembar jawaban UTS, maka dibutuhkan latihan yang ekstra agar dapat memprediksi waktu dalam menyelesaikan soal UTS.
Misalnya soal UTS untuk Matriks dan Sinyal sistem membutuhkan teknik dalam pengerjaan yang cepat, selain cepat dibutuhkan ketelitian dalam pengerjaanya. Perlu diingat bahwa soal-soal UTS dan UAS saling berkait satu sama lain, jika nomor satu salah, maka yang lain juga ikut salah, untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan LATIHAN.

Setelah latihan, maka sangat dibolehkan kroscek jawaban ke dosen pengampuh, atau perlu kroscek pemahaman teori yang berkaitan dengan soal UTS yang telah dikerjakan. Beranikan diri untuk maju ke dosen menanyakan kesulitan soal UTS, dengan membawa jawaban kita dan menjelaskan kesulitan yang dialami.

6. Diskusi dengan Teman 

Diskusi dengan teman kelas sangat penting, membahas tentang materi mata kuliah yang masih belum mengerti, atau mendiskusikan soal-soal UTS. Biasanya soal UTS yang dikerjakan bersama lebih cepat terselesaikan dibandingkan dikerjakan sendiri.

Diskusi ini diusahakan terlaksana dengan baik, biasanya kerja kelompok atau diskusi tidak berjalan dengan baik tidak seserius yang direncanakan. Dalam pemilihan teman untuk diskusi, pilihlah teman yang dianggap mampu dan mengerti mata kuliah tersebut. Namun ajaklah teman yang mempunyai semangat yang tinggi untuk berdiskusi. Hal ini wajib dilakukan karena suatu masalah dapat terselesaikan dengan mudah.

7.  Tenang, Percaya Diri, dan Waspada

Tenang, percaya diri dan waspada sangat dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan, setelah merasa siap diwajibkan tetap tenang, percaya diri dan waspada. Terkadang jika percaya di atas rata-rata maka muncul perasaan sombong, sehingga membuat kita terjebak dalam mengerjakan soal atau yang disebut 'ceroboh' sehingga dibutuhkan kewaspadaan dalam membaca soal atau menganalisa soal. Namun persiapan akan lebih mantap dan tidak akan mudah lupa jika kita salurkan ilmu atau persiapan ke teman-teman lainnya (bisa dilakukan dalam diskusi kelompok). Namun sebalinya, jika kita hanya diam tidak menyampaikan apa yang kita bisa maka persiapan kita serasa debu yang cepat terhempas hanya dengan tiupan angin kecil.

 8. Jawab Soal-Soal UTS/UAS Secara Strategis
 

STIKOM dikenal sebuah institusi yang sangat DISIPLIN akan waktu, karena keterlambatan 1 menit untuk mengikuti ujian, akan terkunci oleh pengawas dan tidak diijinkan mengikuti ujian, maka harus melakukan hal-hal berikut ini :

  1. Datang satu jam sebelum ujian dimulai, waktu luang satu jam bisa digunakan untuk review soal-soal UTS/ UAS atau bisa berdiskusi dengan teman, biasanya satu jam waktu luang itu, akan muncul ide-ide di luar rencana, seperti contoh ide untuk  menyusun strategi dalam menjawab soal UTS nanti.
  2. Jawab soal secara strategis, perhatikan waktu yang disediakan di kertas soal UTS/UAS serta prediksikan soal yang dianggap mudah atau soal-soal yang membutuhkan penyelesaian cepat.
  3. Soal UTS/UAS biasanya berupa essay yang membutuhkan  jawaban yang tepat dan tidak bertele-tele, sehingga sebelum menjawab maka pikirkan jawaban yang benar dan kembangkan dengan bahasa sendiri yang singkat, jelas, dan mudah dimengerti. Apabila sifat ujian terbuka, terkadang jawaban ada di slide dosen, bukan berarti kita tinggal copy-paste dari materi tersebut. Biasanya dosen-deosen tertentu mempunyai  maksud tertentu jiak ujian bersifat terbuka, salah satunya adalah mengukur pemahaman mahasiswanya akan materi yang telah diberikan ya terkadang soalnya membutuhkan analisa dan berpikir sedikit. Namun bagaimana jika soal UTS/UAS soal hitung-hitungan, caranya kerjakan yang paling mudah serta estimasikan waktu untuk mengerjakan tersebut.
  4. Sisakan 10 % waktumu untuk memeriksa ulang jawabanya. Setelah merasa yakin akan jawabanmu, maka langkah berikutnya adalah memeriksa ulang jawaban apalagi jawaban tersebut tentang berkaitan hitung-menghitung. Bagaimana jika bukan hitung-menghitung, sama juga dibutuhkan pengecekan ulang dengan membaca ulang takutnya apa yang sudah ditulis kalimatnya membingunggkan.

 9. Croschek Nilai Pada Dosen

Jika terdapat dosen yang rajin men-entry nilai kita, maka merupakan kesempatan kita untuk croschek nilai jika seandainya kita belum puas erhadap nilai tersebut. Bisa bernegoisasi dengan dosen, namun jika nilai tersebut benar dan dosen tidak salah menilai maka ya terima saja, dan dicoba meminta 'perbaikan nilai ' dengan sopan. Jika ada perbaikan nilai, maka gunakan kesempatan tersebut dengan semaksimal mungkin untuk menganggkat nilai ujian tersebut.

Namun, Bagaimana jika dosen nelat memberikan nilainya dan endingnya kita mendapatkan nilai yang tidak sesuai apa yang kita harapkan? Yang kita lakukan hanya pasrah dan berdoa ada perubahan ?? (tapi diingat jika usaha maksimal sudah dilakukan, maka ilmu yang kita dapatkanpun banyak.. jangan berputus asa)

10. Tawakal (Serahkan Hasilnya pada Tuhan )

Usaha telah dilakukan semaksimal, maka langkah berikutnya adalah tawakal berapapun hasilnya yang terpenting adalah 'USAHA MAKSIMAL' sudah dilakukan, namun jika belum berusaha maksimal jangan berhenti sampai naluri mengatakan kita sudah berusaha. (Biasanya naluri akan mengatakan bahwa usaha yang kita lakukan sudah maksimal).

Terkadang banyak yang dialaami mahasiswa (termasuk pengalaman saya), sudah berusaha namun nilai yang didapatkan cuman B, sedangkan teman yang cuman datang terlihat santai malah dapat A, nahhhh.. ketika fase inilah dibutuhkan 'positife mind'. Kembali ke tujuan awal, bahwa tujuan kita kuliah adalah mendapatkan ilmu bukan nilai bukan. Tapi tetap percaya, bahwa jika usaha maksimal sudah dilakukan maka hasilpun akan maksimal.. :)

nb : Gambar diambil dari googlesearch

Penulis : Musayyanah, M.T